Jumat, 20 Februari 2009

Bahan Baku Potensial Bioetanol

A. Ubi kayu
1. Ketersediaan di pulau Jawa adalah sbb:
- Jawa Barat. Produksi 2,044,674 ton/tahun
- Jawa Tengah. Produksi 3,553,280 ton/ tahun
- Jawa Timur. Produksi 3,680,567 ton/tahun
Produksi Ubi kayu nasional sebesar 19.5 juta ton/thn dengan areal seluas 1.24 juta ha pada tahun 2005. Provinsi Lampung adalah daerah penghasil ubi kayu terbesar (24%), diikuti Jawa Timur (20%), Jawa Tengah (19%), Jawa Barat (11%), Nusa Tenggara Timur (4.5 %), dan DI Yogyakarta (4.2%)

2. Analisa usaha bioetanol untuk 100 lt/hari.
Asumsi: Harga beli ubi kayu Rp. 600/kg
Biaya produksi Rp. 6,336/lt
Harga jual bioetanol Rp. 7000/lt
Biaya total Rp. 633,615/hari Rp. 228,101,400/th
Penerimaan total Rp. 700,000/hari Rp. 252,000,000/th
Profit Rp. 66,385/hari Rp. 13,916,100/th
3. Sebaran penggunaan ubi kayu
Ubi kayu merupakan bahan baku berbagai produk industri seperti industri makanan, farmasi, tekstil dan lain-lain. Industri makanan dari ubi kayu cukup beragam mulai dari makanan tradisional seperti getuk, timus, keripik, gemblong, dan berbagai jenis makanan lain yang memerlukan proses lebih lanjut. Dalam industri makanan, pengolahan ubi kayu dapat digolongkan menjadi tiga yaitu hasil fermentasi singkong (tape/peuyem), singkong yang dikeringkan (gaplek) dan tepung singkong atau tepung tapioka. Permintaan ubi kayu dari luar negeri sangat tinggi seperti cina, Kamboja, Prancis. sementara itu kebutuhan dalam negeri juga belum terpenuhi.

4. Budidaya ubi kayu
Ubi kayu adalah tanaman yang memiliki adaptasi sangat luas sehingga sering disebut sebagai tanaman pioneer. Tanaman ubi kayu tumbuh di daerah antara 300 lintang selatan dan 300 lintang utara, yaitu daerah dengan suhu rata-rata lebih dari 180C dengan curah hujan di atas 500 mm/tahun. Namun demikian, tanaman ubi kayu dapat tumbuh pada ketinggian 2.000 m dpl atau di daerah sub-tropis dengan suhu rata-rata 160C. Di ketinggian tempat sampai 300 m dpl tanaman ubi kayu dapat menghasilkan umbi dengan baik, tetapi tidak dapat berbunga. Namun, di ketinggian tempat 800 m dpl tanaman ubi kayu dapat menghasilkan bunga dan biji.
5. Lokasi pengolahan bioetanol ubi kayu
Sesuai pertimbangan kesediaan bahan baku dan harga yang terjangkau, maka lokasi yang potensial adalah sbb;
a. Kabupaten Sukabumi.
Ubi kayu tersebar di beberapa kecamatan, masyarakat sudah memiliki kebiasaan menanam ubi kayu. Harga ubi kayu maksimal dari petani Rp 700,-. Sudah ada program budidaya ubi kayu oleh pemerintah propinsi Jawa Barat.
b. Kabupaten Bogor
Ubi kayu tersebar di kabupaten bogor, sebagian besar daerah perbukitan ditanami ubi kayu sejak bertahun-tahun oleh masyarakat setempat. Harga ubi kayu maksimal dari petani Rp 1000,-.
c. Kabupaten Wonosobo/ Banjarnegara
Ubi kayu banyak terdapat di beberapa kecamatan, terutamaa di Daerah Wonosobo bagian selatan. Harga ubi kayu maksimal dari petani Rp 500,00.
d. Kabupaten Wonogiri.
Merupakan salah satu sentra ubi kayu di Jawa Tengah dengan tingkat produksi 1 juta ton/tahun.
B. Sorgum
1. Ketersediaan
sejak tahun 2004 hingga tahun 2008 sorgum telah dikembangkan di 6 propinsi dan 12 kabupaten, luasan pengembangan mencapai 22.650 ha. Daerah penghasil sorgum meliputi 31 kabupaten serta yang berpotensi hampir tersebar pada sebagian kabupaten. Peluang untuk mengembangkan mencapai luasan 6.203.850 ha yang berada di Jawa, Bali, Sumatera, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua dari lahan yang tersedia 6.226.500 ha.
- Jawa Timur, terdapat di Tuban
- Jawa barat, terdapat di Ciwide, Bandung
- Jawa Tengah, terdapat di Demak dan Grobogan. Total produksi tahun 2006 adalah 1.770 ton/tahun.
- Yogyakarta, terdapat di bantul, Gunung Kidul
- Nusa Tenggara barat
- Sulawesi Selatan
- Lampung
2. Analisa usaha
Asumsi: Harga beli sorgum Rp. 100/kg
Biaya produksi Rp. 3,752/lt
Harga jual bioetanol Rp. 7,000/lt
Biaya total Rp. 375,165 /hari Rp. 135,059,400/th
Penerimaan total Rp. 700,000/hari Rp. 252,000,000/th
Profit Rp. 324,835/hari Rp. 106,958,100/th
3. Sebaran penggunaan
Belum banyak dikenal oleh masyakat, sehingga belum ditemukan industri yang menggunakan bahan baku sorgum. Namun sorgum memiliki potesi seperti gandum sehingga besar kemungkinan akan dikembangkan kearah tersebut.
4. Budidaya
Tanaman sorgum mempunyai keistimewaan lebih tahan terhadap kekeringan dan genangan bila dibandingkan dengan tanaman palawija lainnya serta dapat tumbuh hampir disetiap jenis tanah.
5. Lokasi pendirian industri
Sesuai keberadaan bahan baku, maka daerah yang cocok diantarannya adalah Ciwide, Bandung, Indramayu, Garut, Demak, Grobogan dan Tuban.

C. Tetes tebu
1. Ketersediaan
Tetes tebu (molases) merupakan hasil samping industri gula
2. Analisa usaha
Asumsi: Harga beli molases Rp. 700/kg
Biaya produksi Rp. 4,702/lt
Harga jual bioetanol Rp. 7,000/lt
Biaya total Rp. 470,165/hari Rp. 169,259,400/th
Penerimaan total Rp. 700,000/hari Rp. 252,000,000/th
Profit Rp. 229,385/hari Rp. 72,758,100/th
3. Sebaran penggunaan
Tetes tebu banyak dibutuhkan untuk industri pembuat pupuk organik, MSG, balsem, bedak, pasta gigi, dan obat batuk.
4. Lokasi pendirian industri
Sesuai keberadaan bahan baku, maka industri di pulau jawa yang tepat adalah di daerah yang terdapat industri pengolahan gula seperti Majalengka, Indramayu, Pati, Solo, Yogyakarta, Kudus, dan Jember.

1 komentar:

  1. 1xbet korean, bet-ja, 1xbet korean, 1xbet
    1xbet korean, bet-ja, 1xbet korean, 1xbet korean, 1xbet korean, 1xbet korean, 1xbet korean, 1xbet korean, 1xbet korean, 1xbet korean, 1xbet korean, 1xbet 1xbet online korean.

    BalasHapus