Senin, 06 April 2009

Kentang Tak Kalah Menjanjikan

1. Sejarah dan Prospek
a. Sejarah
Kentang (Solenium Tuberosum) sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Semula di manfaatkan orang Andes, bangsa Indian, untuk membuat chumo (makanan bangsa Indian). Selanjutnya, Spanyol mulai membawanya ke Amerika 400 tahun kemudian. Di Tahun 1950, Kentang mulai menjadi makanan pokok untuk beberapa bangsa dan bahan boga. Kentang dibawa bangsa Spanyol ke Eropa tahun 1565. Di Indonesia sendiri ditanam pertama kali tahun 1794 di sekitar Cimahi, Jawa Barat. Kentang tumbuh baik di daerah pegunungan dengan ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut dengan struktur tanah remah. Berkembang biak dengan umbi anak, dan umbi inilah yang dipetik hasilnya oleh para petani sebagai produk makanan.
b. Prospek usaha
Dari segi pemanfaatannya, kentang biasa digunakan untuk sayuran, kentang goreng, keripik, dan tepung. Sementara dari jenis yang biasa digunakan petani terdiri dari jenis granula dan jenis lokal. Granula banyak dipakai karena tahan virus, bentuknya menarik, umbi berwarna kuning, bibit bisa digunakan hingga lima generasi. Produksi kentang Indonesia setiap tahun bisa mencapai sekitar 850.000 ton. Jumlah ini dihasilkan dari luasan lahan sekitar 60.000 hektar. Luas areal tanam dan produksi meningkat sekitar 10 persen. Indonesia mengekspor kentang sekitar 21.000 ton per tahun dengan nilai devisa sekitar 10 juta dollar AS. Kentang yang dikonsumsi di dalam negeri sekitar 829.000 ton per tahun. Peluang pengembangan areal untuk peningkatan produksi masih cukup besar, terutama di wilayah dataran tinggi luar Jawa, seperti di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumut, Sumbar, Jambi, Bengkulu, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Papua. Produktivitas kentang rata-rata nasional baru mencapai 15 ton per hektar umbi..
2. Agroklimat
Agroklimat yang cocok bagi budidaya kentang adalah daerah dengan curah hujan rata-rata 1500 mm/tahun, lama penyinaran 9-10 jam/hari, suhu optimal 18-21 °C, kelembaban 80-90% dan ketinggian antara 1.000-3.000 m dpl. Struktur remah, gembur, banyak mengandung bahan organik, berdrainase baik dan memiliki lapisan olah yang dalam dan pH antara 5,8-7,0. Bila lahan amat gembur bisa dipakai 4 kali masa tanam berturut-turut. Biasanya pola tanam diseling bawang, kubis dan wortel.

3. Budidaya
Umbi bibit berasal dari umbi produksi berbobot 30-50 gram, umur 150-180 hari, tidak cacat, dan tunas + 2 cm. Sebelum tanam, umbi direndam dulu menggunakan zat kimia selama 1-3 jam (2-4 cc/lt air). Tanah digemburkan sedalam 40 - 50 cm. Tanah cangkulan pun harus dihaluskan. Pupuk kandang yang dibutuhkan minimal 20 ton per hektar. Untuk meningkatkan produksi, dilakukan pemupukan lagi dengan pupuk tambahan yang diberikan saat tanaman setinggi 10 cm atau sekitar 25 hari setelah masa tanam. Umumnya berupa TSP, Urea dan KCl meskipun ada pula yang mengganti Urea dengan ZA dan NPK. Satu hektar lahan butuh 1.200 kg TSP, 600 kg ZA dan 200 kg KCl. Umur panen pada tanaman kentang berkisar antara 90-180 hari, tergantung varietas tanaman. Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen jika daunnya telah berwarna kekuning-kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit; batang tanaman telah berwarna kekuningan (agak mengering) dan kulit umbi akan lekat sekali dengan daging umbi, kulit tidak cepat mengelupas bila digosok dengan jari. Akan lebih baik apabila pemanenan dilakukan saat cuaca cerah.
4. Hasil olahan
Cara membuat Tepung kentang dimulai dengan memasukkan bahan baku kentang basah ke dalam bak kontrol yang kemudian di semprot dengan air bertekanan tinggi. Selanjutnya dengan Ban berjalan di kirim melalu Steamer yang akan membuatnya jadi setengah matang. Proses selanjutnya adalah Crussing untuk mengupasnya. Tahap akhir, Kentang akan dikirim ke dalam mesin press bertekanan tinggi dan saat bersamaan uap air akan di hisap keluar. Hasil berupa Tepung akan disimpan ke dalam Silo sebelum di packing.
Sekarang ini tepung kentang dimanfaatkan oleh industri pengolahan makanan sebagai pengental, pengikat, pembentuk, bahan anti lengket atau bahan agar-agar. Tepung ini juga dipakai dalam produk-produk jadi seperti kudapan (camilan), daging olahan, makanan panggang, mie, makanan hewan piaraan, parutan keju, saus, gravies kuah daging dan sup. Tepung kentang juga digunakan dalam penyaringan ragi dan juga sebagai bahan tambahan pada kosmetik dan industri farmasi. Bahkan sebuah riset sedang dilakukan untuk mengembangkan lebih lanjut suatu tepung kentang modifikasi baru untuk dipergunakan sebagai suatu excipient farmasi, yaitu suatu substansi pasif yang bertindak sebagai medium pembawa bagi ramuan obat aktif. Pengembangan lain yang juga sedang diusahakan adalah bahan kemasan yang terbuat dari paduan tepung termoplastik yang efektif, berdaya guna tinggi dan ramah lingkungan.

5. Manfaat bagi kesehatan
Banyak yang menduga kentang tak memiliki nutrisi sama sekali, kecuali bermanfaat bagi mereka yang memiliki kadar gula yang tinggi. Padahal kentang memiliki lebih dari 30 phytochemical dan vitamin. Memiliki kandungan vitamin C, potassium, dan phenol seperti quercetin, membuat kentang potensial untuk melawan berbagai penyakit. Di samping itu kentang juga memiliki asam chlorogenic, yang berdasarkan beberapa penelitian bisa menghambat kanker hati. Salah satunya adalah mengonsumsi kentang beserta kulitnya yang telah dibakar. Dari sini asupan serat yang dimakan cukup tinggi. Minyak zaitun dan salsa dapat ditambahkan sedikit sebab berguna untuk penyeimbang.
6. Perdagangan
a. Pangsa pasar Lokal dan Internasional
Perkembangan keripik kentang di Peru diawali dengan upaya pusat penelitian dan pengembangan kentang internasional (CIP) yang berupaya melestarikan dan memanfaatkan kekayaan sumber daya genetik kentang negeri itu melalui kegiatan budidaya (on-farm), tetapi sekaligus juga memberikan peningkatan taraf hidup bagi para petani kecil. Studi yang berlangsung bertahun-tahun itu pada akhirnya menemukan ide untuk mengembangkan budidaya kentang oleh petani kecil untuk diolah menjadi kripik aneka warna dan bentuk. Sebanyak 30 varietas dari 300 varietas contoh dari bank genetik CIP diidentifikasi sebagai bahan yang cocok untuk maksud tersebut. Pemasaran kripik kentang petani hasil pengolah skala kecil dimulai tahun 2005. Sukses pemasarannya memancing minat usaha agroindustri yang lebih besar untuk bekerjasama dengan petani. Pada tahun 2007, sekitar 600 petani telah mengikat kerjasama dengan industri kripik.
Produksi kentang wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) Provinsi Jambi, mulai merambah wilayah pasaran Malaysia. Kabupaten ini melakukan ekspor perdana kentang Tanjabtim ke Malaysia, Jumlah kentang yang diekspor perdana tersebut, baru mencapai jumlah 100 ton.
Tahun 2006 Suyati mulai merintis jalur ekspor. Jalur itu diawali ketika seorang pejabat daerah menginformasikan bahwa ada perusahaan asal Malaysia yang tertarik membeli kentang asal Kerinci. Selanjutnya, urusan diserahkan kepada Suyati. Harga kentang saat itu masih Rp 2.500 per kilogram, tetapi Suyati berani membeli kentang petani dengan harga Rp 3.800 per kilogram. Harga kesepakatan dengan pihak Malaysia saat itu Rp 4.800 per kilogram. Biaya pengemasan dan transportasi barang hingga ke Malaysia Rp 800 per kilogram. Suyati masih untung Rp 200 per kilogram. Untung bersih yang diraihnya Rp 30 juta.
Dengan menanam benih bebas penyakit varietas-unggul anjuran seperti "Granola L", petani di wilayah Pengalengan dan Lembang dapat memanen hasil 35 ton per hektar umbi. Biaya produksi termasuk sewa lahan antara Rp 20.000.000 hingga Rp 25.000.000 per hektar Dengan hasil 30 ton per hektar, harga jual hasil panen minimal Rp 40.000.000. Dengan demikian, dapat diperoleh keuntungan antara Rp 15.000.000 hingga Rp 20 juta per hektar.
Dari industri hilir juga tidak kalah menggiurkannya. Pak Priambada Seorang pengusaha pengolahan tepung kentang dari Surabaya merasa kewalahan memenuhi permintaan pasar. Harga impor Tepung kentang semakin meroket, mencapai $ USD 9 per kilo nya, sementara tepung kentang adalah salah satu komponen penting dalam beberapa industri makanan, kosmetik, dan kimia yang ada di Indonesia sebut saja industri pengolahan susu bubuk yang selama ini sangat menggantungkan . Sejauh ini produksi tepung 200 ton/bulan seluruhnya ekspor ke Singapura
Tidaklah mengherankan bila PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) telah menentukan 2008 sebagai Tahun Kentang Internasional. Sebenarnya kentang hanyalah satu-satunya bahan pangan yang menerima pengakuan penting ini dalam satu tahun perayaan yang panjang, setelah beras pada 2004.
b. Pola ketersediaan bahan baku
Pengembangan industri potato chips di Indonesia terhambat oleh langkanya ketersediaan kentang prosesing sebagai bahan baku. Satu-satunya industry potato chips di Indonesia, PT Indofood Fritolay, harus mengimpor sekitar 75% dari bahan baku yang dibutuhkan. Ada 3 jenis varietas kentang yang diintroduksi oleh beberapa perusahaan swasta yang dicoba diusahakan melalui skema kemitraan petani yaitu Panda, Columbus, dan Atlantic. Namun sampai saat ini yang masih ditanam oleh petani hanya Atlantic, walaupun varietas ini agak peka terhadap penyakit busuk daun dan hasilnya rendah yaitu sekitar 12 ton/ha.

Pustaka:
1. http://www.surya.co.id/2009/01/13/memetik-manfaat-kentang
2. http://www.kr.co.id/mp/print.php?sid=3084.
3. http://www.sinartani.com/mancanegara
4. http://www.kompas.com
5. www.sinarharapan.co.id