Selasa, 24 Maret 2009

Talas Jepang (Satoimo), Peluang yang Oke

1. Sejarah dan Prospek
a. Sejarah
Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun. Talas termasuk dalam suku talas-talasan (Araceae), berperawakan tegak, tingginya 1 cm atau lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun. Talas mempunyai beberapa nama umum yaitu Taro, Old cocoyam, ‘Dash(e)en’ dan ‘Eddo (e)’. Di beberapa negara dikenal dengan nama lain, seperti: Abalong (Philipina), Taioba (Brazil), Arvi (India), Keladi (Malaya), Satoimo (Japan), Tayoba (Spanyol) dan Yu-tao (China). Asal mula tanaman ini berasal dari daerah Asia Tenggara, menyebar ke China dalam abad pertama, ke Jepang, ke daerah Asia Tenggara lainnya dan ke beberapa pulau di Samudra Pasifik, terbawa oleh migrasi penduduk. Di Indonesia talas bisa di jumpai hampir di seluruh kepulauan dan tersebar dari tepi pantai sampai pegunungan di atas 1000 m dpl., baik liar maupun di tanam.
b. Peluang Industri Hilir
Separuh penduduk Jepang yang berjumlah ± 120 juta orang, mengkonsumsi Talas jepang sebagai makanan pokok selain beras, sehingga saat ini kebutuhan Jepang mencapai ± 360.000 ton pertahun (Otsubo,1996). Kekurangan pasokan satoimo sebagaian besar diimpor Jepang dari China, yaitu mencapai ± 55.000 ton s/d 60.000 ton (JAPAN IMPORTS/EXPORTS). Oleh karena itu Jepang masih kekurangan pasokan satoimo sebesar ± 40.000 ton s/d 45.000 ton pertahun. Indonesia berpotensi untuk memenuhi kekurangan pasokan satoimo ke Jepang, karena merupakan negara agraris dengan dua musim yang dapat mendukung kegiatan pertanian sepanjang tahun
2. Botani dan Fisiologi
Kebun talas Satoimo dapat ditanam pada ketinggian mulai dataran rendah sampai dataran tinggi diatas 1200 dpl.

3. Budidaya
Persyaratan tempat tumbuh
a. Tanaman talas menyukai tanah yang gembur, kaya akan bahan organik atau humus.
b. Tanaman ini dapat tumbuh pada daerah dengan berbagai jenis tanah, misalnya tanah lempung yang subur dan coklat, tanah vulkanik, andosol, tanah latosol.
c. Untuk mendapatkan hasil yang tinggi, harus tumbuh di tanah drainase baik dan PH 5,5-6,5. Bila PH dibawah 5,0 tanah harus diberi perlakuan kapur 1 ton/HA.
d. Tanaman ini membutuhkan tanah yang lembab dan cukup air. Apabila tidak tersedia air yang cukup atau mengalami musim kemarau yang panjang, tanaman talas sulit tumbuh.
e. Selama pertumbuhan tanaman ini menyukai tempat terbuka dengan penyinaran penuh serta pada lingkungan dengan suhu 25-30 °C dan kelembaban tinggi.
Cara budidaya
1. Penataan lahan ( pembuatan guludan /bedengan ) Ukuran panjang guludan/bedengan dapat disesuiakan dengan luasan lahan yang ada, sedangkan lebar 120 cm dan tingginya 15 cm. pembuatan lobang tanam dengan jarak 60 cm x 40 cm dengan diameter lobang 25 cm dan kedalaman 15 cm.
2. Pemberian KOMPOS 400-500 gr, pupuk NPK ( 15-15-15 ) 5 gr, dan 2 gr furadan pada setiap lubang tanam, kemudian DIADUK secara merata dengan tanah yang ada dilobang dan disiram air secukupnya, selanjutnya didiamkan selama 2 s/d 4 hari sebelum mulai tanam.
3. Umbi yang telah tumbuh berdaun dua dan telah berakar (kondisi sehat), diletakkanpada lobang tanam dengan kedalaman dari permukaan maksimum 10 cm. Selanjutnya ditimbun dengan tanah disekitar lobang dan disiram.
4. Penyiraman setiap hari pagi dan sore jika diperlukan sesuai dengan kondisi kelembaban tanah disekitar tanaman.
5. Pemberian pupuk NPK ( 15-15-15 ) 5 gr setiap tanaman pada umur tanaman 1 bulan setelah tanam yang ditaburkan 10 cm – 20 cm dari batang tanaman (melingkar) dan langsung ditimbun tanah sekitarnya,
6. Pembersihan gulma dan pembumbunan tanah, tingginya bumbunan 5 s/d 10 cm dari pangkal batang tanaman itu sendiri, juga dilakukan kalau terjadi erosi karena hujan.
7. Panen dapat dilakukan setelah tanaman berumur antara +/-5 bulan setelah tanam.
4. Industri Hilir
UMBI SEGAR: Sumber Calsium dan Kalori yang tinggi, tetapi kandungan karbohidratnya rendah sehingga dapat dikonsumsi sebagai makanan DIET juga baik untuk penderita DIABETES
PATI/POWDER: sebagai bahan produksi makanan/minuman sehat; seperti pengental (starch), bubur bayi makanan orang tua, bahan baku kue dan roti, pencampur tepung terigu sebagai pengganti kentang. Farmasi/obat-obatan: sebagai pengisi kapsul dan tablet.
SERAT/FIBRE : Sebagai bahan campuran pembuatan JELLY, Ice Cream biscuit filling, preparat sup, minuman berserat, pudding, makanan dan minuman diet dan penderita diabetes, dll.
5. Perdagangan
Produksi maksimal PT AWAI melalui kebunnya di Warung Kondang, Kabupaten Cianjur, Jabar, seluas 20 hektare dengan pekerja 100 orang, sebanyak 80 ton, sementara yang diserap oleh Kadin Indonesia Komite Jepang untuk diekspor ke Jepang hanya 20 ton dan sisanya masih dikembangkan untuk dijadikan bibi. Ada tawaran dari salah satu konsumen satoimo di Jepang untuk membuka lahan seluas 50.000 hektare di Indonesia dan mereka menjamin akan menampung semua hasil produksi satoimo. Tentu hal tersebut menjadi peluang Indonesia untuk menjadi pemasok terbesar satoimo ke Jepang. Konsorsium Satoimo Indonesia-Jepang yang dibentuk atas inisiatif Kadin Indonesia Komite Jepang, telah melakukan ekspor perdana setelah persiapan selama tiga tahun. Dalam perkembangannya, talas bukan lagi makanan kampung. Pasalnya, Amerika Serikat dan sejumlah negara Uni Eropa kian menggemari talas dalam bentuk tepung. Demikian pula dengan Jepang, yang selama ini kebutuhannya dipasok oleh Cina. Saat ini, di negara-negara tersebut telah muncul pasar keripik talas loma yang berasal dari Hawai. Kondisi ini membuat peluang kita untuk mengekspor keripik talas, cukup besar. Apalagi, budidaya talas mudah dilakukan dan tidak bersifat musiman.
Pustaka:
http:// giomustbebetter.blogspot.com
http:// atanitokyo.blogspot.com

2 komentar:

  1. Makasih Informasinya
    Silahkan kunjungi BLOG kami http://h0404055.wordpress.com
    Terdapat artikel yang menarik dan bermanfaat, apabila berkenan tolong silahkan beri komentar
    Salam Kenal dan Terima Kasih

    BalasHapus
  2. Ilmu yang bermanfaat akhi.... teruskan berkarya...

    BalasHapus